Pernahkah Ayah Bunda memimpikan memiliki keturunan yang shalih & shalihah? Anak-anak yang rajin beribadah, memiliki akhlaq dan adab yang baik serta bermanfaat untuk sesama. Tentu saja itu adalah impian setiap orang tua muslim. Tapi... bagaimana caranya?
Kita akan mundur agak jauh ke belakang saat kita maupun anak-anak kita diciptakan. Di masa kita semua telah bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan. Dari perjalanan tersebut, kita dapat kembali mengingat bahwa fitrah keimanan sudah ada. Maka ketika lahir, kita semua dalam keadaan ter-install potensi fitrah keimanannya. Sudah pernah bersaksi bahwa Allah benar adanya sebagai Rabb kita. Walau kita lupa peristiwa persaksian tersebut, semua itu terekam kuat bahkan ter-install di dalam fitrah keimanan setiap bayi yang lahir.
✨ Fitrah keimanan sudah ada. Fitrah keimanan pada diri anak sudah Allah bekali. Tugas orang tua-lah sebagai pendidik pertama dan utama untuk menumbuhkan dan menguatkan fitrah tersebut sehingga tumbuh paripurna. Fitrah keimanan yang tumbuh paripurna akan mengantarkan mereka menjadi peran penyeru kebenaran dan melakukan perubahan yang Allah ridai. Masya Allah... 🥹
Berproseslah, meniti jalan pendidikan berbasis fitrah ini secara pelan-pelan dan istiqomah. Kami teringat salah satu pesan dari Ustadz Harry Santosa Allahuyarham bahwa, "musuh" dari pendidikan berbasis fitrah adalah lalai dan lebay (berlebihan). Lalai merasa pendidikan tidak perlu se-dini mungkin, lalai memberikan hak-hak anak, lalai dalam mendidik anak terutama di usia dini. Lebay sehingga merasa perlu menggegas anak, lebay sehingga merasa takut kemampuan anak tertinggal, lebay merasa semua materi agama perlu anak pelajari dan hafal bahkan sejak anak usia dini.
🌱 Rilekslah, Ayah Bunda..
Kecintaan kepada Rabb sudah ada dalam diri setiap manusia. Kecintaan tersebut akan berbuah manis dengan ketaatan penuh. Alih-alih kita "latih" anak agar menjadi taat, jauh lebih baik jika kita menumbuhkan kecintaan terlebih dahulu pada diri anak. Sebab menumbuhkan ketaatan pada anak usia dini bukan dengan cara dilatih apalagi dengan paksaan. Melainkan dengan cara dipesonakan. Pesonakan anak kepada Allah...Kepada Rasulullah..Kepada Al-Qur'an...Kepada para Nabi dan Rasul..Kepada para sahabat dan orang shalih..Dan seterusnya..
✨ Pesonakan hingga anak jatuh cinta. Manusia yang sudah cinta pada Tuhan-nya, akan melakukan apapun ketaatan tanpa disuruh/dipaksa. Ia akan taat kepada Allah, baik ada atau tidak ada orang tua/guru yang melihatnya.
Bukankah kita sudah terlalu sering menyaksikan bagaimana anak (bahkan mungkin diri kita) yang begitu taat ketika di sekolah atau ketika ada orang tua? Kemudian ketaatan dan keshalihan itu tiba-tiba hilang lenyap ketika dirumah atau ketika tidak ada pengawasan. Itulah salah satu dampak yang terlihat ketika pendidikan kita terlalu menggegas anak untuk segera taat tanpa dipesonakan terlebih dahulu... 🥲
Mempesonakan anak memang hasilnya tampak lama, buah manisnya terkadang tak kunjung hadir. Tapi ketika menghasilkan, Maasyaa Allah kita akan terharu penuh syukur... 🤲🏻🥹
Ayah Bunda Namil, mari kita mulai meniti pendidikan iman ini dengan menghadirkan kecintaan. Bahkan lewat kegiataan sehari-hari yang sangat sederhana, merupakan proses agar ananda menjadi pribadi yang taat nantinya.
✨ Mulailah dengan menghadirkan dialog iman dalam keseharian. Hubungkan segala sesuatunya dengan kehebatan Allah. Narasikan kecintaan kita kepada Allah, malaikat, Rasulullah, Islam dan Kitabullah lewat cerita yang menggugah dan inspiratif. Berikan kasih sayang yang cukup kepada ananda, hadirkan atmosfer keshalihan didalam rumah agar keimanannya mengakar. Rumah dimana anak merasakan rasa aman, nyaman, juga rumah dimana penghuninya bersuka cita ketika melakukan amal shalih.
Maka, dari ikhtiar yang dilakukan secara rutin, kita akan merasakan bahwasanya jika anak telah tumbuh kecintaan terhadap Rabb-nya saat ini, insyaaAllah, ia akan bersedia untuk taat terhadap perintahNya nanti.
Wallahu a'lam bisshawwab..🐜📝🌱📝🌱🐜