Fitrah berarti suci dan potensi. Secara bahasa, fitrah adalah jamak dari kata "fithar". Artinya perangai, kejadian, agama, asli, ciptaan. Istilah "fitrah" biasanya digunakan saat kita berbicara tentang manusia.
Imam al-Ghazali mengartikan bahwa fitrah adalah dasar yang dibawa manusia sejak lahir, diantaranya sebagai berikut:
1. Beriman kepada Allah
2. Kemampuan dan kesediaan menerima kebaikan
3. Dorongan ingin mencari hakikat kebenaran yang berwujud daya untuk berpikir.
4. Dorongan biologis beruapa syahwat, nafsu dan tabiat
5. Kekuatan-kekuatan lain dan sifat-sifat manusia yang dapat dikembangkan dan disempurnakan.
"Maka ketika setiap manusia lahir, ia sudah memiliki fitrah meridhai Allah sebagai Rabb-nya, islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai nabi dan rasulnya. Sehingga pendidikan anak bagi orang tua muslim sebenarnya amat sederhana, yaitu memelihara fitrah anak."
Sehingga ketika kita berbicara pendidikan berbasis fitrah, kita akan mengetahui bahwa fitrah based education adalah model pendidikan untuk mendidik, merawat dan menumbuhkan potensi-potensi fitrah manusia agar tidak menyimpang dari potensi dasarnya bahkan menguatkan potensi-potensi itu menjadi peran yang terbaik dan akhlaq mulia. Konsep ini sangat sejalan sebagaimana tujuan hidup kita dalam Al-Qur'an bahwa kita diciptakan hanya untuk taat saja kepadaNya dan juga sangat sejalan dengan kehidupan Rasulullah (shiroh).
Hadirnya Pendidikan Berbasis Fitrah oleh Ustadz Harry Santosa Rahimahullah mengizinkan kita untuk lebih memaknai hakikat dari fitrah itu melalui berbagai referensi dan ilmu kontemporer. Sehingga FBE hadir sebagai kerangka pendidikan yang menyeluruh. Mulai diturunkan fitrah manusia menjadi 8 aspek yang memiliki penjabaran dan pemaknaan masing-masing. Serta penerapannya pada tiap tahap usia.
Diharapkan orang tua maupun pendidik mampu lebih memahami bahwa konsep islam yang sesuai fitrah adalah konsep menyeluruh yang dapat menjadi dasar pijakan dalam mendidik diri maupun keluarga.